
Potensi lahan sawah di Desa Bojongkembar seluas 103 ha, dimana sekitar
90 ha merupakan lahan sawah tadah hujan. Permasalahan yang terjadi pada
lahan sawah tadah hujan yaitu curah hujan yang tidak menentu pada awal
tanam menyebabkan keterlambatan tanam pada musim tanam pertama (MT 1)
karena debit air yang tidak cukup untuk penanaman padi. Masa tanam pada
MT 1 umumnya petani di lahan sawah tadah hujan menanam komoditas
palawija (misal kacang tanah, dan jagung manis), selanjutnya pada MT 2
ditanami oleh padi sawah. Pada MT 3 sebagian petani ada yang kembali
menanam padi (walaupun terkadang gagal panen/puso akibat kekeringan),
dan sebagian lahan dibiarkan bera, sehingga indeks pertanaman di lahan
sawah tadah hujan hanya dua kali (IP 200). Untuk meningkatkan indeks
pertanaman di lahan sawah tadah hujan dilakukan dengan pemanfaatan lahan
bera.
Implementasi teknologi dilakukan selama program pendampingan PRIMATANI
tahun 2007 hingga 2009 oleh BPTP Jawa di Dusun Mekarsari, Desa
Bojongkembar, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi untuk meningkatkan
indeks pertanaman di lahan sawah tadah hujan pada MT 3 dengan komoditas
palawija (jagung komposit, ubi jalar dan kacang tanah). Inovasi
teknologi yang telah dilakukan oleh Prima Tani Kabupaten Sukabumi adalah
melalui perbaikan pola tanam di lahan sawah tadah hujan menjadi Padi
Gora-Padi-Palawija atau Palawija-Padi-Palawija.
sumber: http://cybex.deptan.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar