Translate

Minggu, 27 Januari 2013

Teknik Perkawinan Sapi

Teknik Perkawinan Sapi
Pola usaha ternak sapi rakyat masih sering muncul beberapa permasalahan. Permasalahn yang sering muncul pada usaha ternak sapi rakyat adalah rendahnya angka kebuntingan atau panjangnya jarak beranak pada induk (calving interval lebih dari 18 bulan). Hal ini terjadi karena manajemen perkawinan yang tidak tepat, seperti :
  • pola perkawinan yang kurang benar,
  • pengamatan birahi dan waktu kawin tidak tepat,
  • rendahnya kualitas atau kurang tepatnya pemanfaatan pejantan dalam kawin alam,
  • rendahnya pengetahuan peternak tentang kawin suntik atau Inseminasi Buatan (IB)
  • kurang terampilnya beberapa petugas IB sehingga sering gagal
1. Teknik kawin alam
Upaya peningkatan populasi ternak sapi dapat dilakukan dengan intensifikasi kawin alam melalui distribusi pejantan unggul terseleksi dari bangsa sapi lokal atau impor.
Pejantan yang digunakan berasal dari hasil seleksi seperti :
  • Ciri-ciri pejantan sesuai dengan bangsa yang diinginkan, misalnya sapi Bali; Sapi Bali jantan berwarna hitam kemerahan dengan warna putih pada bagian pantat sampai perut dan lutut sampai ke tumit. Kerangka badan besar dengan dada lebar dan dalam yang membentuk kerucut kearah perut belakang.
  • Bila diketahui catatan produksi dan asal usul/keturunan (recording), pilih ternak yang memiliki pertumbuhan di atas rata-rata. Sebagai patokan pada umur 2 tahun (dilihat dari giginya yaitu memiliki sepasang gigi tetap) berat berkisar 250 Kg atau lingkar dada sekitar 157 cm.
  • Rangka badan besar dan panjang dengan tulang besar, dada lebar dan dalam dan mengerucut kearah perut belakang.
  • Buah zakar lonjong dan besar dan simetris, seimbang antara kiri dan kanan
  • Libido sex tinggi, dapat mengawini 3 betina sehari
  • Memiliki temperamen yang tenang
  • Nafsu makan tinggi
  • Bebas dari penyakit reproduksi seperti Brucellosis , Leptospirosis, Infectious Bovine Rhinotracheitis (IBR) dan Enzootic Bovine Leucosis (EBL).
Untuk seleksi induk diharapkan memiliki deskriptif sebagai berikut:
  • Induk dereman/manaan (nahunan), yakni dapat beranak setiap tahun,
  • Skor kondisi tubuh 5 – 7,
  • Badan tegap, sehat dan tidak cacat,
  • Tulang pinggul dan ambing besar, lubang pusar agak dalam
Gambar 15. Kawin Alam
2. Teknik kawin suntik (inseminasi buatan/IB)
a. Teknik IB dengan semen beku (frozen semen);
bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ternak sapi melalui penggunaan pejantan pilihan dan menghindari penularan penyakit atau kawin sedarah (inbreeding).
b. Teknik IB dengan semen cair (chilled semen);
proses pembuatan mudah dengan bahan pengencer yang murah, dapat dikerjakan oleh kelompok tani, motilitas dan sperma hidup lebih tinggi serta dapat disimpan dalam kulkas/cooler dengan suhu 5oC selama 7-10 hari serta mudah diterapkan di lapang; sedangkan kekurangannya adalah daya simpannya yang hanya sampai 10 hari setelah pemprosesan.
Gambar 16. Pelaksanaan IB
c. Cara mengawinkan
  • Induk yang menunjukkan gejala birahi pada sore hari dapat dikumpulkan dengan pejantan sepanjang malam,
  • Dara/Induk dianggap bunting apabila tidak birahi kembali setelah 21 hari dikawinkan.
d. Tanda-tanda birahi
  1. Sapi gelisah dan terlihat sangat tidak tenang.
  2. Sapi sering menguak atau melenguh-lenguh.
  3. Sapi mencoba menaiki sapi lain dan akan tetap diam bila dinaiki sapi lain.
  4. Pangkal ekornya terangkat sedikit dan keluar lendir jernih transparan yang mengalir melalui vagina dan vulva.
  5. Sapi dara sering memperlihatkan perubahan warna pada vulvanya yang membengkak dan ke merahmerahan.
  6. Sapi menjadi diam dan nafsu makannya berkurang.
Waktu Mengawinkan Ternak
tabel
Gambar 17. Tanda birahi sapi induk